Laman

Jumat, 14 Juli 2017

VISI MISI TAK JELAS DAN PEMILU BEM YANG DADAKAN

Gambar: Ilustrasi

BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) adalah jabatan tertinggi dalam lingkup mahasiswa. Seorang ketua BEM dan Wakil BEM yang biasa di sebut Presma dan Wapresma haruslah seseorang yang benar-benar peduli dengan mengembangkan semua hal yang berhubungan dengan mahasiswa, meningkatkan SDM mahasiswa di dalam kampus, juga mengaktifkan kegiatan-kegiatan mahasiswa.

Dalam pemilihan Presma dan Wapresma, ada banyak hal yang benar-benar harus di perhatikan agar pemilihan berjalan lancar, memenuhi peraturan pemilihan yang sudah di tetapkan dalam tata tertib, bersih dan transparan. Begitu pula orang-orang yang nantinya akan di calonkan sebagai Presma Dan Wapresma, calon-calon tersebut haruslah terpercaya, mampu membawa setiap kegiatan kemahasiswaan dalam keberhasilan, dan juga mampu bekerja sama dengan menteri-menteri yang terpilih nantinya.
Bulan ini, juli 2017 Presma dan Wapresma ke-4 yaitu Hariadi (Presma) dan Lia Fitri Wulandari (Wapresma) telah mencapai batas akhir jabatan sebagai BEM, meskipun dalam jabatannya terlihat belum banyak membawa perubahan dalam kegiatan mahasiswa, namun BEM angkatan 4 ini harus segera lengser dan begitu pula menteri-menterinya, harus ada pergantian. Namum, dalam pemilu tahun ini, banyak hal yang di rasa sangat mengecewakan, mulai dari tidak terbentuknya panitia pemilu yang seharusnya bertugas mengumumkan akan di adakannya pemilu, sampai ketidak tahuan mahasiswa tentang kandidat yang akan di calonkan sebagai Presma dan Wapresma yang akan menjabat di periode angkatan ke-5 ini.
Saat di tanya mengenai pelaksanaan pemilu yang mendadak, Lia yang saat itu masih menjabat sebagai Wapresma menjawab "karena tahun lalu pemilu di laksanakan setelah UAS dan dalam kondisi liburan yang akan sangat sulit mengumpulkan mahasiswa untuk menyuarakan suara mereka dalam pemilu, maka dari itu pemilu kita laksanakan sore hari tepat setelah UAS selesai" tuturnya. Dan juga, mayoritas mahasiswa yang saat itu tengah melaksanakan UAS, mereka tidak tahu kalau akan di adakannya pemilu BEM yang akan di laksanakan selepas UAS, dan mereka juga belum paham apa itu pemilu BEM dan bagaimana pelaksanaannya.
Lebih parahnya lagi, kandidat yang di calonkan sebagai Presma dan Wapresma, mereka tidak tahu menahu mengenai keorganisasian BEM, bahkan beberapa dari mereka jarang terlihat dalam kegiatan BEM yang sudah berlangsung selama ini. Selain itu, para mahasiswa, khususnya mahasiswa semester baru, mereka tidak mengenal calon Presiden yang akan di pilih nantinya
"Tidak ada persiapan sama sekali. Seakan-akan pemilu BEM hanya mainan. Padahal organisasi BEM merupakan organisasi yang tertinggi bagi mahasiswa di dunia kampus. Dan seharusnya benar-benar dalam memilih pemimpin yang amanah,  yang dapat menggerakkan mahasiswa." Komentar Adi Priyo Utomo mantan Presma 3 yang saat ini tengah mengerjakan skripsinya itu.
Pita salah satu mahasiswa yang di calonkan sebagai Wapresma juga berkata "Saya tidak suka dengan cara pemilihan ketua dan wakil ketua BEM yang seperti ini, mahasiswanya tidak respect, anggota BEM lama juga tidak Nampak, waktu mendadak, dan menurut saya, pemilu itu seharusnya semua warga kampus terlibat, ya seluruh mahasiswanya, ya anggota BEM lama, ya TUnya dan dosen itu seharusnya ada untuk mendukung, membimbing, mengarahkan, dan menjadi hakim".
Seharusnya Pemilu BEM harus di rencanakan sematang mungkin, mengumumkan pelaksanaaan kepada para mahasiswa, mengumumkan calon Presma dan Wapresma yang bersedia, dan lain sebagainya. Pemilihan calon juga harus ketat, calon Presma dan Wapresma haruslah mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kampus dan kemahasiswaan, loyal, bertanggungjawab, dan mampu mengemban amanah yang nantinya di berikan. Visi dan Misi calon harus jelas dan harus mampu melaksanakan visi dan misi yang telah ia buat. /An/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar