Minggu, 21 Januari 2018

KOKOHKAN PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN: Melawan paham-paham pemecah belah NKRI




Dr. Wawan H. Purwanto saat menyampaikan Materi

Setelah  sukses dengan seminar tahun lalu yang bertema radikalisme (baca disini)  dengan di narasumberi oleh Ali Fauzi Manzi M.Pd.I yaitu adik dari Amrozi (teroris) sekaligus perakit bom dan juga mantan dari teroris, dengan tujuan seminar tersebut adalah untuk melawan gerakan-gerakan radikalisme yang berkembang juga menanamkan kecintaan para generasi pemuda khususnya pelajar kepada NKRI, maka Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAINU Madiun menindak lanjuti kegiatan tersebut dengan melaksanakan seminar yang kedua kalinya sebagai kelanjutan dari seminar tahun lalu.
Kemarin (20/01) BEM mengadakan seminar lanjutan yang bertempat di Gedung Diklat yaitu Seminar Nasional Kebangsaan dengan tema “Penguatan Nilai-nilai Kebangsaan“. Seminar ini bertujuan untuk mengokohkan persatuan di balik keberagaman guna memperkuat nasionalisme, selain itu juga untuk memperkuat kecintaan para generasi muda dalam mencintai NKRI yang pada akhir-akhir ini dirasa sudah mulai luntur, seperti yang di tuturkan oleh PK III H. Dimyati, M.Pd yang mewakili sambutan dari Ketua STAINU Madiun.
Seperti yang kita lihat saat ini bahwa mudahnya pengaksesan internet khususnya media social menjadi ladang empuk untuk menyebarkan HOAX atau berita-berita palsu, penyebaran ajaran radikal, penyebaran pemahaman dari beberapa aliran yang berusaha melemahkan NKRI yang tidak berediologi  Pancasila.
“Doktrin terorisme dan radikalisme masa kini memberdayakan internet atau media social sehingga diperlukan pengetahuan dan nalar yang kuat dalam berselancar di dunia maya” ujar Dr. Wawan H. Purwanto yang merupakan Tim Ahli Badan Nasional Penanggulangan Teroris yang menjadi salah satu Narasumber dalam seminar ini.
Selain itu Letkol Inf. Rachman Fikri, S.Sos yang merupakan Komandan Kodim 0803 Madiun juga menyampaikan bahwa “perang saat ini tidak menggunakan perang konvensional, namun saat ini musuh menggunakan metode proxy war, yaitu sebuah metode perang tanpa menggunakan kekuatan fisik yang menggunakan taktik pecah belah atau adu domba terhadap target sasaran” jika kita sebagai pengguna media social tidak hati hati maka kita sebagai generasi muda khususnya para pelajar akan terjerumus dalam penghasutan dan pengadu dombaan tersebut, “jika bangsa yang menjadi target tersebut  sudah melemah maka perlahan pihak musuh tersebut akan mengambil alih” tambahnya.
Seminar ini di hadiri oleh 400 peserta lebih, mengundang pihak pemerintahan kota dan kabupaten dan juga perwakilan perguruan tinggi se-kota/Kabupaten madiun, Perwakilan SMK, SMK dan MAN se-Kota/Kabupaten Madiun, juda Perwakilan SMP/MTs se-Kota/Kabupaten Madiun.
Dengan terlaksananya seminar nasional kebangsaan ini diharapkan dapat menambah rasa kecintaan para generasi muda kepada NKRI, tidak mudah terprovokasi dalam bermedia social, juga membentengi diri dengan semangat nasionalisme dalam berideologi Pancasila dengan tetap menjunjung kebhinekaan. (01)